7 Hari Cessna Misterius

7 Hari Cessna Misterius

\"\"Polisi dan Warga Ciniru Masih Lakukan Pencarian  JAKARTA - Badan SAR Nasional secara resmi menghentikan pencarian pesawat latih Cessna 172 milik PT Nusa Flying International School yang berawak tiga orang. Meski pencarian dihentikan, tim SAR masih siaga di pos wilayah untuk menindaklanjuti setiap informasi atau petunjuk baru. “Secara resmi dihentikan, karena operasi SAR ini sudah berjalan tujuh hari dan belum juga ditemukan,” kata Kepala Badan SAR Nasional, Marsekal Pertama Daryatmo di Jakarta, kemarin (23/11). Menurut Daryatmo, sebenarnya tim sudah optimis karena menemukan sinyal kuat ditambah informasi visual adanya benda putih panjang di lokasi itu. Tim sudah menuju titik koordinat 064607 South dan 1073343 East yang berada di Desa Cihawanjar, Lembang, Bandung. “Hasilnya, setelah kami tiba di lokasi ternyata benda putih panjang itu hanya kain bekas layang-layang,” kata mantan Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara ini. Tim SAR belum mendapatkan petunjuk baru untuk mengerahkan pergerakan tim. Sesuai prosedur, bila tujuh hari hasilnya nihil, maka operasi pencarian resmi dihentikan. Meski begitu, Badan SAR Nasional menyiagakan tim yang berada di wilayah terdekat, yakni Bandung. Tim SAR akan berkoordinasi dengan Komando Distrik Militer setempat. Bagaimana dengan pihak keluarga korban? “Kami sudah berbicara dengan keluarga. Kebetulan salah satu keluarga adalah dari komunitas udara. Beliau mengerti,” kata Daryatmo. Badan SAR Nasional berharap, siapa pun yang memiliki informasi penting atas jatuhnya pesawat itu bisa segera menghubungi Badan SAR Nasional. “Kami sudah maksimal,” kata Daryatmo. Cessna 172 ini hilang kontak pada Rabu, 16 November 2011, sejak pukul 08.19 WIB, setelah terbang dari Lanud Halim Perdanakusuma menuju Cirebon. Pesawat ini berawak tiga orang. Mereka adalah instruktur pilot, Partogi Sianipar (25) serta dua siswa, yaitu M Fikriansyah (19) dan Agung Febrian (30). WARGA CINIRU Pencarian pesawat Cessna yang diduga jatuh di hutan Gunung Manik terus  dilakukan oleh Polsek Ciniru. Warga Gunung Manik  begitu mengetahui informasi dugaan jatuh pesawat milik PT Nusa Flying International School terus ikut mencari. Pihak desa juga mengimbau kepada warga yang sering ke hutan apabila melihat benda yang mencurigakan  agar melapor. “Kami terus menggali informasi dari warga agar ada titik terang mengenai kelanjutan pencarian kapal,” ujar Kuswara anggota Polsek Ciniru, kepada Radar, kemarin (23/11). Menurut dia, selama penggalian infor­masi dari masyarakat, ada dua versi yang berhasil diungkap, yak­ni ada dua warga yang melihat pesa­wat, tapi melihatnya berbeda hari. Saksi yang melihat hari Selasa (15/11) lanjut dia, adalah Junadi, pria yang sehari-hari menga­jar di SDN Gunung Manik. Ia  melihat pesawat itu ketika gerimis hujan sekitar jam 9.45. Menu­rut Kuswara, meski sudah ditanya beberapa kali, Junadi mengaku pesawat yang dilihat adalah hari Selesa bukan Rabu (16/11). “Untuk mengecek kebenaran pesawat yang terbang rendah pada hari Selasa harus ada pengecekan dari pihak terkait,” tuturnya yang mengaku akan terus mencari informasi. Sementara itu, Kemoh warga Dusun Jatirasa yang mendengar suara gemuruh pada hari Rabu sekitar jam 9.45 WIB memastikan, bahwa suara yang didengarnya itu adalah sebuah pesawat. Hal ini karena ia sering melihat di televisi bagaimana bunyi pesawat ketika melintas. “Suara gemurah sangat keras. Selama puluhan tahun mendiami dusun ini, baru kali ini mendengar suara seperti itu,” ujar perempuan paruh baya ini  kepada Radar. Bukan hanya Kemoh, beberapa warga juga mendengar suara gemuruh persis pesawat yang tengah melintas. Sementara menurut Sarkum dan Sehendi, mereka berdua menduga suara yang didengar oleh beberapa warga adalah suara pohon besar yang jatuh. Pohon besar yang tumbang kerana sudah termakan usia pasti akan menimbulkan suara gemuruh. “Logikanya kalau jatuh pada Rabu, minimal sudah terasa bau bangkai dari awak pesawat. Lalu, harus ada bekas serpihan pesawat dan tentu akan ada bekas pohon patah yang terserempat kapal,” tandas Sarkum yang sering ke hutan ini. Pernyataan dari Sarkum bisa diterima, bahwa suara gemuruh tersebut dari pohon yang tumbang dan terjadi pada Rabu yang bertepatan hilangnya Cessna. Hal ini sesuai dengan penemuan pohon tumbang yang Radar temui selama menyisir hutan pada Selasa lalu. (jpnn/mus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: